5 Teori Motivasi Dalam Manajemen Bisnis
– 5 Teori Motivasi dalam Manajemen!. Dalam suatu organisasi atau perusahaan, terdapat sekelompok karyawan yang melakukan pekerjaan di bawahnya. Agar para karyawan memperlihatkan kinerja terbaik mereka, sehingga perusahaan pun bisa mencapai maksudnya seperti yang telah ditetapkan, perusahaan perlu memberikan motivasi bagi karyawan.
Motivasi ini sendiri punya akar yang berasal dari bahasa Latin, yaitu “movere” yang memiliki arti “bergerak”. Seiring dengan perkembangannya, motivasi mempunyai makna yang berkaitan dengan bukan hanya badan saja, tapi impian yang bergerak untuk mencapai sesuatu yang diharapkan.
Definisi motivasi sendiri secara lazim berarti sebuah rangkaian proses psikologis yang menyimpulkan stimulasi, instruksi, dan tekad untuk melakukan sesuatu secara sukarela demi meraih suatu tujuan. Dan hingga saat ini, sudah berkembang beberapa teori motivasi yang mengaitkan motivasi dengan banyak sekali kebutuhan manusia. Dengan terpenuhinya kebutuhan manusia, motivasi – dalam hal ini motivasi kerja – akan secara otomatis tercipta.
Kalau begitu, apa saja ya teori motivasi yang sudah berkembang? Untuk klarifikasi lebih lengkap, Anda bisa simak daftar dan ulasannya berikut ini. Selamat membaca!
Daftar Isi
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Teori Hierarki Kebutuhan atau Teori Hierarki ini dikemukakan oleh Abraham Maslow, seorang psikolog, di tahun 1943. Di dalam teori ini, Maslow menerangkan bahwa ada 5 keperluan hidup manusia yang mempunyai hierarki atau tingkatannya, mulai dari kebutuhan yang paling mendasar sampai kebutuhan yang paling tinggi tingkatannya. Karena kelima kebutuhan tersebut disusun dalam sebuah bentuk mirip piramida, istilah Piramida Maslow pun dikenal untuk mengacu pada hierarki keperluan tersebut.
Kelima kebutuhan yang diulas di dalam Teori Hierarki Maslow yaitu selaku berikut:
1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs).
Yang termasuk ke dalam hierarki keperluan ini adalah kebutuhan yang berkaitan dengan fisik insan, seperti kuliner, air, minuman, tempat tinggal, busana, udara, serta kebutuhan-kebutuhan lain untuk mampu bertahan hidup. Secara garis besar, kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan paling mendasar.
2. Kebutuhan keselamatan (safety needs).
Merupakan kebutuhan seseorang akan rasa kondusif, baik dari bahaya fisik maupun psikis. Contohnya lingkungan yang aman serta bebas dari polusi, ketersediaan alat santunan, keselamatan, dan kesehatan di lingkungan kerja, serta keadaan tempat tinggal maupun kerja yang bebas dari ancaman.
: Segala Sesuatu wacana Teori Manajemen
3. Kebutuhan sosial (social needs).
Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki keperluan untuk berinteraksi dengan sesama, serta untuk mencintai dan dicintai.
4. Kebutuhan penghargaan (esteem needs).
Dalam Teori Hierarki Kebutuhan, Maslow menjabarkan bahwa saat seseorang sudah memenuhi keperluan fisiologis, keselamatan, dan sosialnya, ia akan mempunyai keperluan untuk diakui oleh orang lain, untuk memiliki reputasi, mempunyai rasa yakin diri, dan dihargai oleh orang lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization).
Di dalam Piramida Kebutuhan Maslow, aktualisasi diri menempati peringkat tertinggi. Seseorang yang telah mencapai tingkat keperluan ini bermakna beliau ingin menyanggupi ambisi pribadi.
: Mengupas Tuntas Permasalahan Manajemen Konflik
Teori ERG Alderfer
Di tahun 1969, Clayton Alderfer menerbitkan sebuah artikel ilmiah dengan topik kebutuhan insan dan berjudul “An Empirical Test of a New Theory of Human Need”. Artikel yang menampung teori yang kemudian dikenal selaku Teori ERG ini sampai dikala ini masih menjadi teori alternatif dari Teori Hierarki Maslow.
Dalam Teori ERG, terdapat tiga jenis keperluan insan, ialah:
1. Kebutuhan eksistensi (existence needs).
Jenis kebutuhan ini berkaitan dengan keperluan fisiologis dan materialistis insan, dan termasuk di dalamnya adalah keperluan akan rasa aman.
2. Kebutuhan keterhubungan (relatedness needs).
Kebutuhan yang satu ini berkaitan dengan kebutuhan seseorang untuk mempunyai kekerabatan atau kekerabatan dengan orang lain.
3. Kebutuhan pertumbuhan (growth needs).
Kebutuhan perkembangan mempunyai arti bahwa insan mempunyai kebutuhan untuk tumbuh dan meraih kesempatanyang dimiliki dirinya sendiri dengan optimal.
Teori Kebutuhan McClelland
Pada tamat tahun 1940-an, David McClelland, psikolog asal Amerika Serikat, mengemukakan adanya relasi antara tiga jenis keperluan. Apa yang beliau kemukakan tersebut menjadi teori yang kini dikenal selaku Teori Kebutuhan McClelland, yang terdiri atas:
1. Kebutuhan akan pencapaian (need for achievement/nAch).
Seseorang dengan nAch yang tinggi akan mencari cara untuk mengembangkan pencapaiannya, sehingga condong menyingkir dari situasi-situasi dengan risiko yang rendah maupun tinggi. Situasi dengan risiko rendah dikesampingkan sebab keberhasilan yang diraih terasa mudah sehingga tidak terasa “aktual”, sementara risiko tinggi disingkirkan alasannya adalah kecenderungannya untuk melihat keberhasilan selaku salah satu kesempatan, bukan upayanya sendiri dalam situasi mirip ini.
Orang dengan abjad ini memerlukan masukan yang teratur biar mampu memantau pertumbuhan dari pencapaian yang telah ia raih. Biasanya, seseorang dengan nAch yang tinggi lebih senang bekerja sendiri atau melakukan pekerjaan dengan orang lain yang juga punya nAch tinggi.
2. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation/nAff).
Seseorang dengan nAff tinggi membutuhkan hubungan yang harmonis dengan orang-orang lain, serta perlu merasa diterima oleh orang lain. Mereka condong mengikuti norma yang ada di dalam golongan, serta lebih senang melakukan pekerjaan dalam lingkungan yang bisa menawarkan potensi untuk berinteraksi secara personal, contohnya dalam bidang customer service atau profesi lain yang mengharuskannya berinteraksi dengan klien.
3. Kebutuhan akan kekuasaan (need for power/nPow).
Seseorang dengan nPow tinggi mampu jadi salah satu dari dua tipe berikut ini: keperluan akan kekuasaan personal atau kekuasaan institusional. Mereka yang punya kebutuhan akan kekuasaan personal ingin mengarahkan orang lain, yang kadang kala dianggap kurang digemari alasannya bisa terkesan suka memerintah.
Sementara itu, orang dengan kebutuhan akan kekuasan institusional atau kekuasaan sosial (social power) ingin mengurus supaya orang-orang yang ada di bawahnya mampu membawa tujuan rganisasi lebih jauh lagi. Dengan begitu, seorang manajer dengan nPow institusional yang tinggi condong lebih efektif dibandingkan manajer dengan nPow personal yang tinggi.
Teori Motivator-Hygiene Herzberg
Satu lagi psikolog asal Amerika Serikat, Frederick Herzberg, yang mengemukakan teori terkait dengan teori motivasi yang juga banyak dimanfaatkan dalam bidang manajemen organisasi dan perusahaan. Teori yang diajukan oleh Herzberg ini dikenal selaku Teori Motivator-Hygiene.
Teori Motivator-Hygiene Herzberg berakar dari sebuah penelitian yang ia lakukan dan melibatkan 203 teknisi dan akuntan yang bekerja di Pittsburgh, Amerika Serikat. Berdasarkan penelitian tersebut, dimengerti bahwa ada dua faktor penting yang berlainan, ialah faktor kepuasan bekerja dan faktor kekecewaan dalam melakukan pekerjaan . Karena itulah teori yang dikembangkan Herzberg ini lalu dikenal juga sebagai Teori Dua Faktor.
Kedua aspek tersebut yakni selaku berikut:
1. Kepuasan melakukan pekerjaan .
Faktor ini berhubungan adanya legalisasi, tanggung jawab, dan prestasi yang mampu menimbulkan perasaan puas dan positif pada seseorang. Aspek yang satu ini juga sering disebut selaku Faktor Motivator.
2. Ketidakpuasan melakukan pekerjaan .
Sementara itu, aspek ketidakpuasan melakukan pekerjaan biasanya berhubungan dengan lingkungan kerja, keselamatan saat melakukan pekerjaan , honor, dan hal-hal lainnya yang sering mengakibatkan rasa tidak puas. Faktor ini juga diketahui dengan nama Faktor Hygiene.
Teori Harapan Vroom
Victor Vroom ialah seorang akademisi asal Kanada yang mempublikasikan sebuah buku berjudul “Work and Motivation” di tahun 1964. Di dalam buku tersebut, Vroom menjabarkan teori motivasi yang menguraikan bahwa seseorang tergerak (termotivasi) untuk melakukan sesuatu alasannya adalah dia mempunyai sebuah hasil yang diharapkan dan dibutuhkan. Teori ini diketahui sebagai Expectancy Theory, atau Teori Harapan.
Di dalam Teori Harapan Vroom, terdapat 3 konsep utama sebagai berikut:
1. Harapan (expectancy).
Harapan atau ekspektasi yakni kepercayaan seseorang bahwa perjuangan atau upaya (Effort) yang beliau lakukan akan memberikan hasil kinerja (Performance) tertentu.
2. Instrumentally.
Instrumentally merupakan akidah seseorang bahwa kinerja yang dihasilkan dari upayanya akan menerima hasil (Outcome) tertentu.
3. Valensi (valence).
Valensi meliputi nilai positif atau negatif yang dilekatkan pada hasil yang diperoleh dari kinerja atas upaya atau usaha yang dikerjakan oleh seseorang.
Itulah 5 Teori Motivasi dalam Manajemen Bisnis. Terima kasih telah membaca di soalbelajar dan biar postingan ini mampu membantu kamu.