-->

Struktur Dan Acuan Karya Tulis Ilmiah

– Struktur dan Contoh Karya Tulis Ilmiah!.Karya tulis ilmiah ialah suatu karya tulis yang dibuat dengan tujuan untuk memecahkan problem dengan menggunakan landasan teori serta sistem ilmiah. Di dalam karya tulis ilmiah, terkandung data, fakta, sampai solusi tentang persoalan atau info yang diangkat. Dalam karya tulis ilmiah, proses penulisannya dilakukan secara sistematis dan runtut.


Jenis goresan pena ini dapat dibentuk oleh siapa pun, baik pelajar, mahasiswa, sampai akademisi. Karena itu, tak heran kalau kompetisi karya tulis ilmiah selalu dibuka untuk berbagai kelompok usia atau tingkat pendidikan. Hal ini pastinya sangat aktual.


Untuk usia pelajar yang masih belia, pengalaman ini bisa mendorong rasa ingin tahu murid dan memupuknya supaya terbiasa dengan penelitian ilmiah di jenjang pendidikan berikutnya. Dan untum usia dewasa, adanya persaingan karya tulis ilmiah akan membantu persebaran pengetahuan serta mendorong kemajuan di bidang ilmu pengetahuan.


Selain menggunakan landasan teori, sebuah karya tulis ilmiah juga harus ditulis dengan lugas, alias apa adanya. Dengan begitu, penulisan karya tulis ilmiah dihentikan dijalankan dengan menambahkan opini langsung, bermaksud untuk memengaruhi emosi pembaca, atau mengakibatkan adanya interpretasi yang lain. Hal ini juga memiliki arti bahwa karya tulis ilmiah mesti ditulis secara objektif, atau hanya berdasarkan fakta yang dijumpai dan diperoleh selama observasi.


: Fungsi dan Contoh Landasan Teori untuk Karya Ilmiah


Penulisan karya tulis ilmiah juga mesti dibentuk dengan menggunakan bahasa yang efektif dan efisien, serta baku atau resmi. Semua yang tertuang di dalamnya harus padat info, alias tidak bertele-tele atau mengandung isu yang tidak penting atau tidak berkaitan.


Nah, seperti yang telah disinggung sebelumnya, penulisan karya tulis ilmiah dilakukan secara sistematis. Hal ini ditunjukkan bukan cuma melalui proses penulisannya, namun juga struktur yang dipakai. Dalam banyak sekali pola karya tulis ilmiah yang mampu Anda dapatkan sebagai rujukan, ada format atau struktur yang bersifat baku dan harus diikuti. Seperti apa strukturnya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!



Bab I: Pendahuluan


1. Latar belakang problem.


Di dalam bagian ini, penulis menawarkan uraian yang singkat, terperinci, serta logis terkait dengan suatu kejadian ilmiah. Lewat latar belakang duduk perkara, penulis menjelaskan apa alasan teoritis maupun positif soal mengapa permasalahan yang dibahas di dalam karya tulis ilmiah perlu dijawab dengan melakukan acara penelitian.


2. Rumusan duduk perkara.


Rumusan dilema berisi pertanyaan kritis atau argumentasi yang disusun dari info atau duduk perkara yang diteliti, seperti yang dijabarkan di dalam latar belakang masalah. Bagian ini senantiasa ditulis dalam format pertanyaan yang mampu dilaksanakan di dalam observasi.


: Contoh Review Jurnal yang Tepat dan Sesuai


3. Tujuan observasi.


Bagian ini menjabarkan uraian singkat dan jelas perihal tujuan spesifik yang ingin dicapai melalui observasi yang dikerjakan.


4. Manfaat penelitian.


Manfaat observasi ialah bagian yang menguraikan soal apa saja hasil yang diperlukan dari observasi yang dijalankan, sehingga mampu menjadi sebuah donasi bagi dunia ilmu pengetahuan.


Bab II: Rerangka Teori


1. Landasan teori.


Landasan teori ialah seperangkat proposisi dan konsep batasan yang diuraikan untuk menyuguhkan suatu pandangan yang sistematis terkait dengan isu atau dilema yang jadi fokus observasi. Di dalam bagian ini, penulis atau peneliti akan menjabarkan secara terang relasi antar variabel yang berkaitan dalam penelitian-observasi sebelumnya dan bekerjasama dengan observasi yang dikerjakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena di dalam penelitian.


2. Hipotesis observasi.


Hipotesis ialah suatu kesimpulan yang bersifat sementara dan merupakan hasil dari pemikiran penulis atau peneliti, yang masih harus diuji tingkat kebenarannya lewat observasi ilmiah yang dituangkan di dalam karya tulis ilmiah tersebut.


Bab III: Metode Penelitian


1. Jenis penelitian.


Jenis penelitian yang dilaksanakan ditentukan berdasarkan beberapa aspek utama yang diperhitungkan, ialah:

a. Dari tujuan dasar.

b. Dari daerah di mana observasi dilakukan.

c. Dari tujuan biasa .

d. Dari sifat-sifat problem atau gosip dalam penelitian.

e. Dari ruang lingkup pengujian atau observasi.


2. Definisi untuk rancangan dan pengoperasian variabel.


Definisi dari desain sendiri adalah desain ihwal variabel observasi yang digunakan di dalam penelitian. Sementara itu, definisi dari pengoperasian variabel berhubungan dengan penjelasan sistematis dan operasional soal bagaimana variabel yang dipakai di dalam observasi diukur.


3. Populasi dan sampel observasi.


Waktu dan ongkos senantiasa menjadi salah satu batasan paling besar dalam penelitian, yang menimbulkan peneliti mesti menyederhanakan ruang lingkup penelitiannya dengan tujuan untuk menghemat baik waktu maupun biaya. Salah satunya yakni dengan menentukan sampel observasi dari populasi yang ditetapkan.


Populasi sendiri ialah seluruh subjek penelitian yang diharapkan, misalnya penduduk Pulau Jawa usia 18 sampai 45 tahun. Sementara itu, sampel observasi yakni sebagian dari populasi dan telah menyanggupi patokan yang dikehendaki. Dengan demikian, walaupun penelitian dikerjakan dengan menggunakan sampel, hasil yang diperoleh memiliki bias yang minimum.


4. Jenis, sumber, dan teori pengumpulan data.


Bagian ini menjabarkan uraian lengkap serta jelas terkait dengan jenis data yang dipergunakan di dalam penelitian, serta bagaimana data-data tersebut akan dikumpulkan.


5. Teknik analisis dan pengujian data.


Di dalam bagian ini, peneliti atau penulis menguraikan cara yang dijalankan dalam mengolah serta melaksanakan analisis data dalam observasi yang dilakukan.


Bab IV: Pembahasan Penelitian


1. Gambaran lazim objek penelitian.


Gambaran umum objek penelitian menawarkan uraian yang bersifat lazim terkait dengan objek observasi yang diteliti dan dibahas di dalam karya tulis ilmiah.


2. Deskripsi hasil penelitian.


Bagian ini menjabarkan hasil penelitian sebagaimana yang diperoleh dari proses penelitian yang dilakukan di lapangan.


3. Uji hipotesis.


Pengujian hipotesis dilaksanakan dan dijabarkan melalui uraian penjelasan dari data yang sudah diperoleh dalam observasi untuk menguji apakah data dari observasi mendukung hipotesis yang sudah dibuat atau tidak. Apabila akibatnya mendukung, maka hipotesis diterima. Sementara jika risikonya tidak mendukung, maka hipotesis tidak diterima.


Bab V: Penutup


Pada bab ini, penulis atau peneliti membuat kesimpulan ringkas dari observasi yang telah dilaksanakan serta hasil yang diperoleh. Di samping itu, penulis juga menuliskan nasehat yang mampu dilakukan atau diperhitungkan untuk observasi berikutnya.


Setelah penutup, karya tulis ilmiah juga melampirkan daftar pustaka yang berisi seluruh sumber yang menjadi teladan dan dikutip atau menjadi acuan di dalam karya tulis ilmiah, misalnya seperti yang tertuang di dalam landasan teori di Bab II. Hal ini yakni untuk meningkatkan kredibilitas karya tulis ilmiah serta menyingkir dari terjadinya plagiarisme atau penjiplakan kepada karya tulis ilmiah yang sudah lebih dulu diterbitkan.


Di samping itu, penulis juga dapat menambahkan lampiran yang melengkapi karya tulis ilmiah. Contohnya format pengumpulan data yang digunakan sebagai alat atau instrumen dalam penelitian, hasil survei yang sudah diperoleh, foto dokumentasi observasi yang penting, dan sebagainya.


Itulah panduan ringkas wacana struktur dan acuan karya tulis ilmiah. Semoga gosip di atas bermanfaat, ya!. Terima kasih telah membaca di soalbelajar dan supaya postingan ini mampu membantu kamu.


Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel