Unsur Kurikulum: Fondasi Mencerdaskan Anak Bangsa
– Komponen Kurikulum: Fondasi untuk Mencerdaskan Anak Bangsa!. Apa yang pertama terlintas di fikiran kau saat mendengar kata-kata ‘unsur kurikulum’? Apakah terminologi tersebut cukup ajaib bagimu? Sebenarnya, kurikulum dan unsur yang membangunnya ialah hal yang sungguh dekat dengan kehidupan sehari-hari para penggiat pendidikan, baik pelajar maupun staf pengajar. Hanya saja, kurikulum dan komponennya bangun cukup implisit dalam dunia pendidikan negara kita sebab lebih banyak berada di ‘belakang layar’ pendidikan.
Kurikulum merupakan kompas dalam pendidikan anak bangsa. Dikatakan demikian alasannya kurikulum berperan dalam mengarahkan staf pengajar akan arah yang mesti ditempuh untuk meraih tujuan pendidikan nasional. Tanpanya, proses mencerdaskan anak bangsa tidak akan konsentrasi pada tujuan yang diharapkan dan telah ditentukan. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya untuk mengenal komponen kurikulum yang selama ini menolong mengarahkan pendidikan di negara kita, bukan?
Daftar Isi
Kurikulum: Apakah Itu?
Sebelum berinteraksi dengan bagian kurikulum, alangkah lebih baik bila kita mengenal kurikulum itu sendiri apalagi dulu. Terminologi khas dunia pendidikan ini memang bukanlah hal yang baru di indera pendengaran banyak sekali golongan. Banyak yang telah mendengar dan mungkin mengenalnya. Namun, untuk menyelaraskan pengertian, pengenalan akan kurikulum secara singkat akan kau temui di halaman ini.
Kurikulum berasal dari kata ‘curir’ dalam Bahasa Yunani yang memiliki arti pelari dan juga kata ‘curere’ yang diartikan sebagai kawasan untuk berpacu. Istilah kurikulum memang pada awalnya berasal dari dunia atletik di Yunani. Dulunya, ungkapan itu diartikan selaku jarak yang harus dilewati oleh pelari untuk meraih garis final atau finish dan memenangkan perlombaan. Istilah tersebut lalu diadaptasi dunia pendidikan dan diartikan ulang sebagai sejumlah bahan yang mesti dipelajari untuk menjangkau gelar final atau ijazah.
: Apa Itu Sebenarnya RPP Kurikulum 2013
Dari penjelasan di atas, kurikulum dapat diartikan sebagai bimbingan untuk mencapai tujuan tamat pendidikan yang telah dicanangkan pemerintah. Tak mengherankan, semua lembaga pendidikan di aneka macam tingkatan wajib memilikinya. Tanpanya, tidak akan ada panduan yang terang akan pelaksanaan pendidikan.
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 mendefinisikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pedoman untuk menyelenggarakan pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Rencana dan anutan tersebut berisikan 4 komponen yang memilih arah jalannya pendidikan. Masing-masing komponen tersebut akan dijabarkan di bawah ini.
Komponen Tujuan
Komponen kurikulum yang satu ini berafiliasi dengan hasil yang ingin diraih melalui pendidikan atau proses pembelajaran. Tujuan tamat dari pendidikan mampu berubah dari waktu ke waktu, tergantung pada tantangan era yang dihadapi atau tuntutan zaman. Misalnya saja tujuan utama kurikulum 2013 menitikberatkan pada pendidikan aksara di samping kecerdasan intelektual. Hal ini agak berlawanan pada kurikulum-kurikulum sebelumnya dimana pendidikan aksara tidak menjadi sorotan utama. Pesatnya pertumbuhan teknologi dan tantangan yang ada menjadi penyebab utama.
Pada skala besar atau makro, tujuan kurikulum didasari oleh filosofi yang dianut oleh pemerintah dan masyarakat. Misalnya saja, Indonesia mengacu pada metode nilai pada Pancasila, sehingga tujuan dari kurikulum yang ada berkiblat ke Pancasila. Pada skala mikro, tujuan kurikulum dikaitkan dengan visi dan misi yang ditetapkan unit pendidikan, contohnya sekolah.
: Pengertian Pedagogi dan Seluk Beluknya
Komponen Isi
Komponen isi pada kurikulum berkaitan bersahabat dengan bahan pembelajaran. Dengan kata lain, kurikulum berisi berbagai bahan latih yang akan diberikan pada siswa demi mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Bukan cuma materi didik, acara dan acara yang dijalankan dengan materi didik tersebut pun mesti tergambar dalam kurikulum. Singkatnya, bagian isi ini mengharuskan sebuah kurikulum memuat bahan apa yang hendak dipelajari siswa dan melalui kegiatan apa mereka mendapatkannya.
Bahan asuh yang diberikan pada siswa pastinya tidak mampu asal-asalan. Komponen tujuan pada kurikulum terang menjadi acuannya. Bahan latih tersebut juga harus sesuai dengan jenjang pendidikan siswa dan bermanfaat bagi perkembangan intelektual dan kepribadiannya. Selain itu, materi yang diberikan juga harus mencerminkan kenyataan sosial yang ada.
Dalam memberikan materi terhadap siswa pun, para pengajar tidak mampu asal-asalan. Terdapat beberapa prinsip pedagogis yang mesti disertai. Dengan begitu, pengertian siswa kepada bahan ajar tersebut akan lebih baik. Misalnya, terdapat sekuens logis dalam membuatkan materi atau materi bimbing. Dalam hal ini, pengajar mesti memperlihatkan bahan dari yang aktual ke abstrak, dari duduk perkara yang sederhana ke kompleks, atau dari bagaimana ke mengapa.
Komponen Strategi
Komponen kurikulum selanjutnya yaitu komponen seni manajemen. Metode atau strategi dalam kurikulum merupakan hal yang sangat esensial sebab hal ini berafiliasi dengan pelaksanaan kurikulum itu sendiri. Strategi yang tepat akan menentukan tercapainya tujuan pendidikan yang diidam-idamkan. Tanpa adanya strategi yang jitu, pelaksaan kurikulum cuma akan berhenti di titik tertentu tanpa menjawab dengan tuntas tujuan final dari pendidikan itu sendiri.
Strategi dalam kurikulum meliputi perencanaan, sistem, dan juga perangkat kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tahap perencanaan merupakan penyusunan aktivitas dengan memanfaatkan segala sumber daya dan atau kekuatan yang dimiliki dalam pembelajaran. Semua yang ada diarahkan untuk meraih tujuan simpulan yang diharapkan.
Metode ialah segala upaya yang dijalankan untuk mencapai tujuan selesai. Dengan kata lain, metode merupakan bentuk realisasi dari taktik yang direncanakan. Misalnya, untuk melaksanakan seni manajemen ekspositori pada siswa, sistem tanya jawab, diskusi, atau sistem ceramah mampu dipakai dengan mempergunakan secara optimal segala sumber daya (media pembelajaran) yang ada.
Strategi dan sistem yang dipakai mampu bersumber dari berbagai pendekatan yang ada dalam dunia pendidikan. Misalnya saja pada student-centered approach atau pendekatan yang menyebabkan siswa sebagai pusat dalam pembelajaran, seni manajemen pembelajaran induktif, dan taktik discovery-inquiry mampu digunakan. Sementara dalam teacher-centered approach, seni manajemen isyarat eksklusif awam dipakai.
Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan hal yang selalu melekat pada kurikulum. Tanpanya, tidak akan mampu diketahui dengan terperinci apakah sebuah kurikulum layak atau tidak untuk dipertahankan. Evaluasi juga mampu memperlihatkan bab-bab mana saja dalam kurikulum yang perlu disempurnakan. Dengan kata lain, penilaian adalah unsur untuk mengecek keefektifan sebuah kurikulum yang sedang diberlakukan dalam meraih tujuan final pendidikan.
Evaluasi hadir dalam berbagai kombinasi. Fokus evaluasi memilih instrumen yang digunakan dalam memperlihatkan penilaian. Jika fokus evaluasi jatuh pada dimensi kualitatif, maka instrumen yang digunakan adalah kuesioner, inventori, catatan anekdot, ataupun wawancara. Sementara itu, kalau dimensi kuantitatif menjadi fokus penilaian, maka tes prestasi berguru, tes diagnostik, dan tes persyaratan yang lain mampu dipakai selaku instrumen.
Kesadaran untuk mengenal kurikulum bukan cuma kewajiban staf pengajar semata. Orang renta dan juga penggiat pendidikan yang lain diusulkan untuk tidak tutup mata akan perangkat pendidikan yang satu ini. Dengan mengenal kurikulum dan mengetahui unsur kurikulum, maka kerja sama untuk meraih tujuan selesai pendidikan dalam rangka mencerdaskan anak bangsa akan lebih mudah tercapai. Terima kasih telah membaca di soalbelajar dan biar artikel ini bisa membantu kamu.