35 Quotes Mohammad Hatta, Wakil Presiden Ri Ke-1
Mohammad Hatta, adalah seorang Pahlawan
Nasional Indonesia. Beliau lahir di Bukittinggi pada tanggal 12 Agustus
1902. Dikenal dengan nama Bung Hatta, ia yaitu wakil presiden Indonesia
di era penjajahan Hindia Belanda, bersama dengan Bung Karno selaku
Presiden Indonesia yang pertama.
Bung Hatta dibesarkan di dalam lingkungan yang agamis. Dilahirkan oleh seorang ibu yang berjulukan Siti Saleha dan seorang ayah berjulukan Muhammad Djamil. Beliau memiliki seorang kakek yang merupakan seorang ulama, dan sudah mendirikan suatu suru di Bau Hampar.
Masa Pendidikan Muhammad Hatta
Dalam
periode pendidikan, Bung Hatta menempuh studi di Meer Uiregebird Lagere School
(MULO) di Padang. Bung Hatta pernah berguru di Europese Lagere School (ELS)
di Bukittinggi semasa Sekolah Menengan Atas, dan
saat ini sekolah itu berubah nama menjadi SMAN 1 Padang.
Bung
Hatta melanjutkan pendidikan dalam bidang jual beli sehabis dari Meer. Beliau
mengambil ilmu bidang perdagangan di Handel Middlebare School ( Sekolah
Menengah Dagang) dan pendidikan terakhirnya di Belanda ialah di Nederland Handleshogeschool.
Bung
Hatta juga seorang aktivis, dia aktif melakukan tugas sebagai bendahara di
suatu asosiasi cowok berjulukan Jong Sumatranen Bond di Padang Sumatera. Di
tahun 1926 sampai 1930, Bung Hatta diangkat menjadi ketua Indoneschie
Vereniging yang ialah salah
satu organisasi politik.
Pada masa
kemerdekaaan, Bung
Hatta bersama dengan Bung Karno membacakan teks proklamasi kemerdekaan
Indonesia di Pegangsaan Timur 56 pada tanggal 17 Agustus tahun 1945.
Bung
Karno dan Bung Hatta menjabat selaku presiden dan wakil presiden Indonesia
yang pertama kali sehabis kemerdekaan. Bung Hatta juga mempunyai seorang
istri Siti Rahmiati yang menikah pada tanggal 18 November 1945 dan
dikaruniai tiga orang anak.
Mundur sebagai Wakil Presiden
RI
Pada tahun 1956, Bung Hatta mundur dari jabatan wakil presiden karena sempat berselisih dengan Presiden Soekarno. Beliau diketahui akan komitmennya dalam berdemokrasi, sedangkan Bung Karno senantiasa idealis. Setelah abad pensiun, Bung Hatta pernah mendapat anugerah Bintang Republik Idonesia Kelas I dari Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1972.
Bung Hatta meninggal pada tanggal 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Mangunkusumo Jakarta setelah sebelumnya sudah lewat perawatan inap. Tanggal 23 Oktober 1986, Pemerintah Orde Baru juga memberikan gelar Pahlawan Proklamator kepada Bung Hatta bareng dengan Bung Karno. Hingga saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Bung Hatta dan Bung Karno ditetapkan secara resmi sebagai jagoan Nasional pada 7 November 2012.
Lihat Juga : 18 Petuah KH. Hasyim Asy’ari, Pendiri Nahdlatul Ulama
Quotes Inspiratif dari
Bung Hatta
Itulah
ulasan singkat tentang biografi Mohammad Hatta, agar mampu menambah
pengetahuan ilmu kita kepada dia. Dibawah kita juga mampu simak quotes bijak yang pernah Bung
Hatta sampaikan. Baca quotes bijak Mohammad Hatta berikut
ini…
“Apa yang dilakukan oleh orang sesudah mendengar sebuah khotbah jauh lebih penting dari apa yang dikatakannya tentang khotbah itu.”
– Mohammad Hatta
“Saya menyebut satu nama yang patut menjadi kenang-kenangan buat selama-lamanya: Tjipto Mangunkusumo, yang meninggal kemarin pagi dalam usia 58 tahun. Sejarah hidupnya gampang dijelaskan dengan beberapa kata saja: jujur, setia, ksatria, berjuang, berkorban, pembuangan dan penyakitan.”
– Mohammad Hatta
“Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, namun semata-mata membela harapan.”
– Mohammad Hatta
“Agar perut rakyat terisi, kedaulatan rakyat perlu ditegakkan. Rakyat nyaris selalu lapar bukan alasannya adalah panen jelek atau alam miskin, melainkan karena rakyat tidak berdaya.”
– Mohammad Hatta
“Kurang pintar mampu diperbaiki dengan belajar, kurang mahir dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur susah diperbaiki.”
– Mohammad Hatta
“Hari siang bukan sebab ayam berkokok, akan namun ayam berkokok karena hari mulai siang. Begitu juga dengan pergerakan rakyat. Pergerakan rakyat timbul bukan alasannya pemimpin bersuara, tetapi pemimpin bersuara alasannya adalah ada pergerakan.”
– Mohammad Hatta
“Betul, banyak orang yang bertukar haluan alasannya penghidupan, istimewa dalam tanah jajahan di mana semangat terlalu tertindas, namun pemimpin yang suci senantiasa terjauh dibandingkan dengan godaan iblis itu.”
– Mohammad Hatta
“Indonesia merdeka bukan tujuan tamat kita. Indonesia merdeka cuma syarat untuk mampu meraih kebahagiaan dan kemakmuran rakyat.”
– Mohammad Hatta
“Apa yang kita kerjakan di dunia ini, kelak seluruhnya akan dipertanggungjawabkan lewat pengadilan Allah.”
– Mohammad Hatta
Lihat Juga : 30 Quotes BJ Habibie,
Bapak Teknologi Indonesia
“Untuk mencapai keinginan yang tinggi, insan (pendekar) melepaskan nyawanya pada tiang gantungan, mati dalam pembuangan, namun senantiasa menyimpan dalam hatinya luka tampang tanah air yang sedih.”
– Mohammad Hatta
“Aku rela di penjara asalkan bareng buku, alasannya dengan buku aku bebas.”
– Mohammad Hatta
“Hamba-hamba Allah penghuni surgawi, mesti memakai bahasa yang halus dan sopan.”
– Mohammad Hatta
“Hari siang bukan sebab ayam berkokok, akan namun ayam berkokok karena hari mulai siang. Begitu juga dengan pergerakan rakyat. Pergerakan rakyat muncul bukan alasannya pemimpin bersuara, namun pemimpin bersuara alasannya ada pergerakan.”
– Mohammad Hatta
“Memang benar pepatah Jerman: ‘Der Mensch ist, war es iszt’, artinya: ‘perilaku insan seimbang dengan caranya ia mendapat makan’.”
– Mohammad Hatta
“Hanya ada satu negara yang patut menjadi negaraku, dia tumbuh dengan perbuatan dan perbuatan itu yaitu perbuatanku.”
– Mohammad Hatta
“Biarlah pengalaman era lalu kita menjadi tonggak petunjuk, dan bukan tonggak yang membelenggu kita.”
– Mohammad Hatta
“Banyak orang yang bertukar haluan sebab penghidupan, istimewa dalam tanah jajahan di mana semangat terlalu tertindas, namun pemimpin yang suci selalu terjauh daripada godaan iblis itu.”
– Mohammad Hatta
“Kematian yakni yang terakhir dalam waktu tetapi sekaligus yang awal dari kekalahan.”
– Mohammad Hatta
“Tak ada harta pusaka yang serupa berharganya dengan kejujuran.”
– Mohammad Hatta
“Bisnisku melawan penjajah lebih mudah, tidak seperti kalian nanti. Bisnis kalian akan lebih berat sebab melawan bangsa sendiri.”
– Mohammad Hatta
“Berpuluh-puluh pemimpin kita yang meringkuk dalam bui sengsara dalam pembuangan di Boven Digul, dengan tiada memiliki pengharapan akan kembali lagi. Berapakah diantara saudara-kerabat yang masih kenal akan nama-nama mereka?”
– Mohammad Hatta
“Selama dengan buku, kalian boleh memenjarakanku dimana saja, karena dengan buku, aku merasa bebas.”
– Mohammad Hatta
“Kita tidak pernah mampu berkorban begitu besar bagi mereka yang bersedia mengorbankan semuanya bagi kita.”
– Mohammad Hatta
“Indonesia merdeka tidak ada gunanya bagi kita, jika kita tidak mampu untuk mempergunakannya memenuhi impian rakyat kita: hidup bahagia dan sejahtera dalam pemahaman jasmani maupun rohani.”
– Mohammad Hatta
Lihat Juga : 50 Quotes Buya Hamka, Ulama & Sastrawan Indonesia
“Pemimpin sejati yaitu pemimpin yang sanggup menyediakan penggantinya.”
– Mohammad Hatta
“Filosofi meluaskan persepsi serta mempertajam anggapan, sekaligus berkhasiat untuk penerangkan pikiran dan penetapan hati.”
– Mohammad Hatta
“Kita mampu mengukur keberadaan kita terhadap Allah dengan kepekaan kita terhadap penderitaan dan kesBisnisn orang lain.”
– Mohammad Hatta
“Maka dengan tercapainya penyerahan kedaulatan, Bisnis belum akhir.”
– Mohammad Hatta
“Hanya ada satu negara yang patut menjadi negaraku, ia tumbuh dengan perbuatan dan perbuatan itu yakni perbuatanku.”
– Mohammad Hatta
“Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, namun semata-mata membela harapan.”
– Mohammad Hatta
“Keberanian bukan berarti tidak takut, keberanian bermakna menaklukan cemas.”
– Mohammad Hatta
“Malahan kita berada pada permulaan Bisnis yang jauh lebih berat dan lebih mulia, ialah Bisnis untuk meraih kemerdekaan daripada segala jenis penindasan.”
– Mohammad Hatta
“Berpuluh-puluh pemimpin kita yang meringkuk dalam bui sengsara dalam pembuangan di Boven Digul, dengan tiada memiliki pengharapan akan kembali lagi. Berapakah diantara saudara-saudara yang masih kenal akan nama-nama mereka?”
– Mohammad Hatta