Menristekdikti Jelaskan Empat Kebijakan Penunjang Ekosistem Riset Indonesia - Kingramli.Com
Jakarta – Kementerian Riset , Teknologi , dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus mengerjakan upaya untuk memajukan ekosistem riset di Indonesia. Menristekdikti Mohamad Nasir di saat membuka International Conference on Bioinformatics (InCoB) di Universitas YARSI , Jakarta pada Selasa (10/9) mengungkapkan ada empat kebijakan Pemerintah untuk memutuskan observasi di Indonesia menjadi lebih produktif.
“Pemerintah gres saja mempublikasikan kebijakan mendasar untuk memajukan ekosistem nasional terkait research and development , meliputi Peraturan Pesiden ihwal lelang barang dan jasa yang mendukung observasi dan pengembangan , Rencana Induk Riset Nasional atau RIRN 2017 sampai 2045 , supertax deduction (pengurangan pajak) bagi sektor swasta sampai 300 persen apabila mereka mengalokasikan budget untuk observasi dan pengembangan , serta Undang-undang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nomor 11 Tahun 2019 ,” terang Menristekdikti.
Di hadapan puluhan peneliti multidisiplin dalam negeri dan mancanegara pada bidang bioinformatika , Menteri Nasir menyampaikan kepingan pajak sampai 300 persen bagi perusahaan yang menginvestasikan budget bagi observasi dan pengembangan atau ‘research and development’ sanggup menjadi stimulan bagi dunia industri memajukan riset dan inovasinya. Dunia industri sanggup menggandeng peneliti dan perekayasa dari perguruan tinggi tinggi dan instansi riset yang lain untuk kolaborasi observasi dan pengembangan yang dibutuhkan.
Kerja sama riset antara peneliti dalam negeri dan peneliti mancanegara juga sungguh penting selaku bab dari transfer ilmu pengetahuan. Kemenristekdikti sudah mengerjakan reformasi kebijakan untuk penyederhanaan dan percepatan izin bagi peneliti gila dengan tetap memperhatikan faktor kepentingan dan keselamatan nasional.
“Terakhir kami bisa menyingkat proses izin dari 28 hari menjadi lima hari. Bahkan untuk izin meneliti tsunami di Palu , Sulawesi Tengah kami sanggup tuntaskan izin riset asingnya cuma dalam dua hari ,” ungkap Menteri Riset , Teknologi , dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir
International Conference on Bioinformatics (InCoB) ini diselenggarakan bareng dengan Annual General Meeting of the Global Organisation for Bioinformatics Learning , Education and Training (GOBLET) , Genomic Medicine Conference (GMC) , dan South East Asian Pharmacogenomics Research Network (SEAPharm) Meeting. Turut hadir dalam peluang ini Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Muhammad Dimyati , Kepala Yayasan YARSI Jurnalis Uddin , Rektor Universitas YARSI Fasli Jalal , Presiden Asia Pacific Bioinformatics Network (APBioNet) Mohammad Asif Khan , Kepala Pusat Penelitian Genetik/Genomik Universitas YARSI Rika Yuliwulandari , serta puluhan peneliti dari dalam dan luar negeri.
Ahmad Tombak Al Ayyubi , Firman Hidayat
Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik
Kemenristekdikti
Sumber : ristekdikti.go.id