Pengertian Pedagogi Dan Seluk Beluknya
– Pengertian Pedagogi dan Seluk Beluknya. Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik di sekolah, perlu mengenali pengetahuan wacana cara mendidik siswa. Guru tidak hanya terampil dalam memberikan bahan pengajaran, namun selain itu beliau juga harus dapat berbagi kepribadian anak, berbagi aksara anak, dan mempertajam hati nurani anak.
Guru juga berkhasiat selaku investasi dalam abjad bawah umur. Pedagogik yaitu studi tentang bagaimana membimbing anak-anak, bagaimana pendidik mesti memiliki masalah dengan siswa, apa tugas pendidik dalam mendidik anak, apa tujuan mendidik anak. Karena itu seorang guru harus menguasai wawasan ini. Tidak cuma guru, instruktur, pelatih kebugaran, senam, yoga dan sebagainya juga harus menguasai wawasan ini untuk mengajar klien mereka.
Daftar Isi
Pengertian Pedagogi
Pedagogi berasal dari bahasa Yunani (παιδαγωγέω paidagōgeō) atau paedagogia yang artinya pergaulan dengan bawah umur. Di Yunani antik, kata δαιδαγωγός lazimnya diterapkan pada budak yang mengawasi pendidikan bawah umur majikan mereka. Ini termasuk mengantarkananak majikan ke sekolah atau kawasan latihan, merawatnya, dan membawa perbekalan (mirip membawakan alat musiknya).
Paedagagos berasal dari kata paid yang diartikan sebagai anak dan agogos yang diartikan sebagai memimpin atau membimbing. Dari sinilah lahir istilah paedagogi, yang ditafsirkan sebagai ilmu dan seni dalam mengajar belum dewasa. Dalam kemajuan selanjutnya ungkapan paedagogi berkembang menjadi sains dan seni mengajar.
Danilov (1978) mendefinisikan istilah pedagogik sebagai proses interaksi yang berkelanjutan dan asimilasi timbal balik antara wawasan ilmiah dan pengembangan siswa. Asimilasi yang dimaksud yakni pengetahuan oleh siswa terkait dengan antusiasme mereka untuk mengetahui diverifikasi dalam proses kerja yang intensif dan aktif. Perlu dicatat bahwa ada penitikberatan pada aspek pengajaran yang berkesinambungan dari proses asimilasi yang merupakan upaya intelektual intensif pada siswa.
: Segala sesuatu tentang teori pendidikan
Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda) pedagogik adalah studi tentang persoalan membimbing bawah umur menuju tujuan tertentu, sehingga mereka akan “dapat secara mandiri menyelesaikan peran hidup mereka”. Makara pedagogik ialah ilmu mendidik belum dewasa.
Pedagogik didefinisikan oleh Langeveld (1980) sebagai ilmu mendidik, lebih konsentrasi pada ajaran, merenungkan perihal pendidikan. Sebuah fatwa ihwal bagaimana kita membimbing bawah umur, dan mendidik bawah umur. Sedangkan pedagogi didefinisikan oleh Langeveld (1980) selaku pendidikan itu sendiri, yang lebih menekankan pada praktik, menyangkut kegiatan pendidikan dan kegiatan membimbing belum dewasa.
Menurut Addine (2001), di antara prinsip-prinsip pedagogis ada kesatuan karakter ilmiah dan ideologis dari proses pedagogis. Karakter ilmiah dan ideologis ini menyoroti bahwasannya setiap proses pedagogis haruslah disusun menurut temuan paling canggih di bidang sains kekinian.
Selain itu, prinsip hubungan antara sekolah dan kehidupan didasarkan pada dua aspek penting: kekerabatan antara kehidupan dan pekerjaan sebagai acara yang mendidik insan. Prinsip berorientasi proses lainnya adalah prinsip yang menggabungkan karakter pendidikan kolektif dan perorangan, serta menghormati kepribadian siswa.
Prinsip berikutnya mengacu pada kesatuan pengajaran, pendidikan dan pengembangan proses, sebab didasarkan pada kesatuan dialektis antara pendidikan dan pengajaran yang mesti terkait dengan kegiatan pembangunan secara biasa . Prinsip terakhir dari proses pedagogis yaitu bahwa masing-masing subsistem aktivitas, komunikasi, dan kepribadian saling terkait satu sama lain.
: Apa Itu Sebenarnya RPP Kurikulum 2013
Gladys Valdivia (1988) mendefinisikan proses pedagogis terkait akrab dengan tujuan sosial yang dikembangkan dan terkait satu sama lain. Unit dialektika antara pendidikan dan pengajaran, serta sifat biasa dari pendidikan itulah yang menunjukkan eksistensi pedagogi berada di dalam serta di luar sekolah.
Malcolm Knowles mengungkapkan istilah lain yang seperti dengan perumpamaan ini, yakni andragogy, yang mengacu pada ilmu dan seni mendidik orang akil balig cukup akal. Singkatnya, andragogi ialah proses melibatkan pelajar cukup umur dalam struktur pengalaman belajar.
Pedagogi juga kadang-kadang merujuk pada penggunaan strategi pengajaran yang sempurna. Sehubungan dengan seni manajemen pengajaran, filosofi pengajaran diterapkan dan dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalaman, suasana langsung, lingkungan, dan tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh siswa dan guru. Salah satu contohnya yaitu ajaran aliran Sokrates.
Kontribusi Socrates yang terpenting bagi ajaran Barat yakni sistem penyelidikannya, yakni sistem lama yang dikenal sebagai tata cara elenchos, yang lalu dipraktekkan untuk menguji desain-konsep akhlak dasar. Karena itu, Socrates dikenal selaku bapak dan sumber budpekerti atau filsafat etika, dan filsafat pada umumnya. Kata yang bekerjasama dengan perumpamaan ini yakni pendidikan, sekarang dipakai untuk merujuk pada keseluruhan konteks pembelajaran dan berbagai aktivitas yang berkaitan dengannya.
Pendidikan dalam arti luas yakni upaya manusia untuk mengembangkan kesejahteraan hidupnya, yang berjalan sepanjang hidupnya. Menurut Henderson, pendidikan ialah proses pertumbuhan dan pertumbuhan, sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, yang berjalan sepanjang hidup sejak insan dilahirkan. Warisan sosial yaitu bab dari lingkungan penduduk , ialah alat bagi manusia untuk membuatkan insan dan kecerdasan terbaik, untuk mengembangkan kemakmuran mereka.
Klasifikasi Tujuan Pendidikan
Pedagogi modern membagi fungsi mengajar menjadi tiga bidang, yaitu apa yang dimaksudkan selaku taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom dikembangkan oleh seorang psikolog di bidang pendidikan bernama Benyamin S. Bloom pada tahun 1956, Benyamin S. Bloom mengklasifikasikan tujuan pendidikan menjadi 3 domain yang disebut sebagai domain trio, sebagai berikut:
• Bidang Kognitif
Yaitu ranah orang bebal yang tahu, terjadi dikala ada proses. Domain kognitif mencakup fungsi memproses info, wawasan, dan kemampuan dalam bidang logam. Domain kognitif mengklasifikasikan dan menyusun peringkat keterampilan berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan.
Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus dikuasai siswa sehingga mereka dapat menunjukkan kesanggupan untuk memproses asumsi mereka sehingga mereka dapat menerapkan teori menjadi langkah-langkah, mengubah teori menjadi keterampilan terbaik mereka sehingga mereka mampu menciptakan sesuatu yang gres selaku suatu produk, penemuan pedoman. Dalam ranah kognitif, kemampuan berpikir melalui analisis dan sintesis terintegrasi lewat analisis.
• Bidang Afektif
Adalah ranah yang tidak bisa bisa, juga lewat proses mencar ilmu. Domain psikomotorik tahu untuk menekankan aspek keterampilan seperti, tulisan tangan, berenang, dan cara mengoperasikan mesin, domain psikomotor terkait dengan fungsi manipulatif dan kesanggupan fisik
• Bidang Psikomotor
Adalah ranah yang tidak mampu kemudian menjadi mampu, juga lewat proses belajar. Domain psikomotor tahu untuk menekankan faktor keahlian seperti, goresan pena tangan, berenang, dan cara mengoperasikan mesin, domain psikomotor terkait dengan fungsi manipulatif dan kemampuan fisik.
Ketiga bidang ini sepertinya memiliki karakteristik mereka sendiri, tetapi dalam kasus pengajaran dan pembelajaran langsung, keterasingan ketiga kasus ini senantiasa tidak ada. Misalnya, jikalau seorang guru ingin mengajar siswa untuk menulis, maka dia juga perlu mengajar siswa cara memegang pensil (bidang psikomotor), kemudian cara membentuk huruf beserta artinya (bidang kognitif); dan juga harus bisa menumbuhkan minat siswa dalam berguru menulis (bidang afektif).
Demikian postingan ihwal pedagogi ini, supaya berguna dan memperbesar wawasan bagi Anda. Penulis meminta maaf kalau ada kesalahan dalam menulis kata dan kalimat yang tidak terang. Terimakasih telah berkunjung!. Terima kasih telah membaca di soalbelajar dan supaya artikel ini mampu menolong kau.