71 Quotes Jalaluddin Rumi, Sebuah Pesan Tersirat Kehidupan
Seorang tokoh sufi yang tersohor bernama Jalaluddin Rumi. Ia lah penyair islami dan pencipta puisi di jamannya. Memiliki nama orisinil Maulana Jalaluddin Rumi bin Hasin al Khattabi al-Bakri dan lahir diAfganistan pada tanggal 6 Rabiul Awwal 604 Hijriah atau tanggal 30 September 1207 Masehi.
Ternyata ayahnya Rumi masih seorang keturunan dari Khalifah Abu Bakar, bernama Bahauddin Walad. Ibunya bernama Mumina Khatun, seorang keturunan dari kerajaan Khawarazm.
Ayahnya yakni seorang guru populer di Balkh (Afghanistan) dan ialah cendekiawan yang saleh. Orang bau tanah Rumi memang sungguh akrab dengan ilmu agama, khususnya ayahnya yakni hebat ilmu hukum, ahli ilmu agama, dan hebat ilmu kebatinan. Membuat Rumi mencar ilmu dan memahami ilmu-ilmu tersebut sejak kecil.
Keluarganya pernah meninggalkan kota Balkh karena pernah terancam serbuan Mogol, dikala melaksanakan invasi wilayah Asia Tenggara kisaran tahun 1215 dan tahun 1220. Pada abad itu Rumi ikut keluarganya pindah bareng murid-murid ayahnya.
Beberapa kota yang dibuat imigrasi diantaranya tanah muslim kota Baghdad, Damascus, Erzincan, Malatya, Sivas, Kayseri, sampai kota Nighde. Akhirnya Rumi dan golongan lainnya menetap di Konya (Turki bab barat) sesudah melakukan ziarah dari kota Mekah.
Dalam banyaknya perjalanan tersebut, Rumi selalu rajin mengambil pembelajaran ilmu agama utamanya agama Islam.
Pendidikan Jalaluddin Rumi
Rumi adalah seorang pelajar di Sayyed Burhan ud-Din Muhaqqiq Termazi, dan juga murid dari Bahauddin, ayahnya sendiri. Ia banyak mempelajari ilmu Sufi di Sayyed Termazi ini. Selain ilmu sufi beliau juga mendalami ilmu spiritual ihwal rahasia jiwa dan dunia.
Ayahnya, Bahauddin sudah meninggal lebih dahulu tahun 1231 Masehi, Rumi besar kesannya melanjutkan peran ayahnya. Pada era itu beliau berusia 24 tahun, masih begitu muda beliau berhasil menjadi seorang guru terkemuka. Rumi juga menjadi Imam dan tokoh penceramah di Konya mirip sang ayah.
Ia memilki pengetahuan ilmu agama dan ilmu sufi, juga menerima pengajaran budaya Persia dari ayahnya. Seorang Rumi mengagumi tokoh penyair Attar dan Sanai, dia juga belajar ihwal syair dari kedua tokoh ini selama bertahun-tahun.
Di perjalanan hidupnya Rumi juga bertemu dengan seorang musafir bernama Shamsuddin dari Tabriz, tepatnya pada tahun 1244 Masehi. Mereka risikonya dekat dan Rumi menerima perubahan besar dalam hidupnya. Namun, sahabatnya ini meninggal apalagi dahulu alasannya adalah terbunuh, dan membuat pukulan keras pada diri Rumi.
Sepeninggal sahabatnya, Rumi terus mengabdikan diri untuk menulis sastra puisi berisi wacana tumpuan akhir hayat. Sastra atau ghazal yang beliau tulis bernama Diwan-e-Kabir atau Diwan-Shams-e Tabrizi. Ia juga menemui teman gres saat berkarya berjulukan Salaud-Din-e Zarkub. Namun, banyak sobat-sahabatnya yang meninggal. Akhirnya Rumi menerima dampingan hidup teman seorang muridnya sendiri berjulukan Hussam-e Chalabi.
Kemudian Rumi dan Hussam menghabiskan hidup di Anatolia, dan menyelesaikan karya-karya besar ialah Masnawi.
Karya Besar Jalaluddin Rumi
Karya besar yang pernah Rumi buat adalah al-Matsnawi al-Maknawi, merupakan sebuah revolusi terhadap ilmu Kalam, isinya juga berupa kritikan dan isyarat filsafat yang sudah melebihi batas, mengibiri perasaan, mengkultuskan rasio.
Dari sejumlah puisinya juga mempunyai ciri khas, Rumi menyampaikan bahwa hidup di dunia bisa dipahami melalui cinta, bukan semata-mata kerja fisik. Ia juga menuliskan bahwa Tuhan yaitu tempat tujuan, tidak ada yang menyamai-Nya. Karya lainnya mirip Diwan-Shams-e Tabrizi.
Jalaluddin Rumi wafat pada tahun 1273 tanggal 17 Desember di kota Konya, tepatnya pada kala pemerintahan kerajaan Seljuk. Ia dimakamkan bersahabat makam ayahnya Bahauuddin.
Konya juga membangun makam mausoleum berjulukan Mevlana, sebagai bentuk penghargaan tokoh Sufi Jalaluddin Rumi. Didalam mausoleum ini juga terdapat masjid, ruang-ruang, dan aula menari. Sampai sekarang makam sang sufi ini dijadikan tujuan ziarah yang cukup populer dunia. Tempat ini juga menjadi kunjungan para penggemar Jalaluddin Rumi dari banyak sekali penggalan dunia.
Lihat Juga : 26 Quotes Ustadz Abdul Somad, Pendakwah Inspiratif
Kata Kata Bijak Jalaluddin Rumi
Untuk mengenali aliran dan kutipan seorang Jalaluddin Rumi, simak beberaa kata-kata bijaknya berikut ini!
“Meskipun aku membisu damai bagai ikan,
– Jalaluddin Rumi
Tapi aku gusar pula bagai ombak dalam lautan.”
“Mengunjungi jiwaku dari-Mu, maka kepada-Mu aku menghadapkan doaku.”
– Jalaluddin Rumi
“Ketika Anda melakukan semua lah dari dalam jiwa, Anda akan merasa sungai didalam diri dengan suka cita.”
– Jalaluddin Rumi
“Apa yang engkau cari sedang mencarimu.”
– Jalaluddin Rumi
“Bulan puasa telah datang, larangan raja mulai
– Jalaluddin Rumi
berlaku; jauhkan tanganmu dari kuliner, hidangan
rohani telah tersedia.”
“Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah yang terbaik untukmu! Dan alasannya adalah itulah, qalbu seorang pecinta-Nya lebih besar dibandingkan dengan Singgasana-Nya.”
– Jalaluddin Rumi
“Sumbatlah indera pendengaran nafsumu, yang bagai kapas menutupi
– Jalaluddin Rumi
kesadaranmu dan menciptakan tuli telinga batinmu.”
“Dengan hidup cuma sepanjang tarikan nafas jangan tanam apa-apa kecuali cinta”
– Jalaluddin Rumi
“Perkecillah dirimu, maka kau akan berkembang lebih besar dari dunia. Tiadakan dirimu, maka Jatidirimu akan terungkap tanpa kata-kata.”
– Jalaluddin Rumi
“Dalam Keadaan Marah dan Murka Jadilah Seperti Orang Mati “
– Jalaluddin Rumi
“Indera duniawi yakni tangga menuju ke dunia ini; indera religi yaitu tangga menuju ke Surga.”
– Jalaluddin Rumi
“Iman yang teguh adalah awan lembut, kearifan
– Jalaluddin Rumi
yaitu hujan yang tercurah darinya, sebab di bulan
dogma ini Al-Qur’an diwahyukan.”
“Jangan bersedih. Segala sesuatu yang hilang darimu akan datang kembali dalam bentuk yang lain”
– Jalaluddin Rumi
“Kenapa kamu tetap tinggal di penjara, ketika pintunya terbuka lebar?”
– Jalaluddin Rumi
“Perlakukanlah aku dengan benar, O Yang Maha Benar, O Engkaulah Mimbar Agung, dan akulah ambang pintu-Mu!”
– Jalaluddin Rumi
“Karena cinta duri menjadi mawar karena cinta cuka berubah menjadi anggur segar.”
– Jalaluddin Rumi
“Perkecillah dirimu, maka kamu akan tumbuh lebih besar dibandingkan dengan dunia. Tiadakan dirimu, maka jati dirimu akan terungkap tanpa kata-kata.”
– Jalaluddin Rumi
“Kamu mesti terus berupaya merusak hatimu sampai dia terbuka”
– Jalaluddin Rumi
“Setiap orang menyaksikan sesuatu yang tak terlihat menurut kadar cahayanya.
– Jalaluddin Rumi
Semakin sering ia menggosok cermin hatinya, kian jelaslah beliau melihat segala.”
Lihat Juga : 48 Quotes Imam Syafi’i, Mufti Besar Sunni Islam
“Hatimu tahu jalannya. Berlarilah ke arah itu”
– Jalaluddin Rumi
“Aku menutup mulutku dan mengatakan kepadamu dalam ratusan cara diam”
– Jalaluddin Rumi
“Segala sesuatu yang tercipta indah, sebanding dan menarik yakni tercipta untuk mata orang yang memandang.”
– Jalaluddin Rumi
“Cinta mengganti kekasaran menjadi kelembutan, mengganti orang tak berpendirian menjadi teguh berpendirian, mengganti pengecut menjadi pemberani, mengganti penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta menjinjing pergantian-perubahan bagi siang dan malam.”
– Jalaluddin Rumi
“Dalam Menutupi Aib Orang, Jadilah Seperti Malam.”
– Jalaluddin Rumi
“Segala sesuatu di alam semesta ini ada di dalam dirimu. Tanyakan seluruhnya itu dari dirimu.”
– Jalaluddin Rumi
“Singa tampakpaling ganteng ketika sedang mencari mangsa.”
– Jalaluddin Rumi
“Dalam perjalanan itu tak ada lorong sempit yang lebih susah dari ini, beruntunglah orang yang tak membawa kedengkian selaku teman.”
– Jalaluddin Rumi
“Ketika engkau melambung ke angkasa ataupun terpuruk ke dalam jurang, camkan kepada-Ku, karena Akulah jalan itu.”
– Jalaluddin Rumi
“Anda bukan setetes air di lautan. Anda ialah seluruh lautan, dalam setetes.”
– Jalaluddin Rumi
“Ada bunyi yang tidak memakai kata-kata. Dengarkanlah.”
– Jalaluddin Rumi
“Dia ialah Yang tidak memiliki ketiadaan,
– Jalaluddin Rumi
Saya mencintainya dan Saya mengaguminya.”
“Tempat ini ialah mimpi. Hanya orang yang tidur yang menganggapnya aktual. Lalu ajal datang seperti fajar, dan Anda bangkit menertawakan apa yang Anda pikir adalah kesedihan Anda.”
– Jalaluddin Rumi
“Hawa nafsumu ialah induk segala berhala: berhala jasmani adalah ular, tetapi berhala ruhani yakni naga.”
– Jalaluddin Rumi
“Dalam Hal Kesederhanaan dan Kerendahatian jadilah Seperti Bumi.”
– Jalaluddin Rumi
“Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata, Kusimpan kasih-Mu dalam dada.”
– Jalaluddin Rumi
“Oh, biarkanlah saya tiada! Karena Ketiadaan
– Jalaluddin Rumi
membisikkan nada dalam indera pendengaran.
Sesungguhnya terhadap-Nya-lah kita kembali.”
“Bulan tetap terperinci ketika tidak menyingkir dari malam.”
– Jalaluddin Rumi
“Diamlah! Cinta yakni sebutir permata yang tak mampu kau lemparkan sembarangan mirip sebutir batu.”
– Jalaluddin Rumi
“Mata hati punya kemampuan 70 kali lebih besar untuk menyaksikan kebenaran dari pada indra pandangan.”
– Jalaluddin Rumi
“Dalam Kasih Sayang dan Berkah Jadilah Seperti Matahari“
– Jalaluddin Rumi
“Hikmah Tuhan membuat dunia supaya segala sesuatu yang ada dalam pengetahuan-Nya menjadi tersingkap.”
– Jalaluddin Rumi
“Adakah pelukis yang melukis suatu lukisan indah demi lukisan itu sendiri?”
– Jalaluddin Rumi
“Sejak kudengar ihwal dunia Cinta, kumanfaatkan hidupku, hatiku dan mataku di jalan ini.”
– Jalaluddin Rumi
“Mata hati punya kemampuan 70 kali lebih besar untuk melihat kebenaran dari pada indra pandangan.”
– Jalaluddin Rumi
“Jangan berduka. Apapun yang hilang darimu akan kembali lagi dalam wujud lain.”
– Jalaluddin Rumi
Lihat Juga : 110 Quotes Ali bin Abi Thalib, wacana Kehidupan, Sahabat, dll
“Ada ratusan pesan dari Tuhan di setiap momen yang kita alami.”
– Jalaluddin Rumi
“Cahayalah yang membuat warna mampu dilihat: di malam hari
– Jalaluddin Rumi
Merah, hijau, dan coklat muda hilang dari pandanganmu.”
“Betapa senang dikala kita duduk di istana, kamu dan saya,
– Jalaluddin Rumi
Dua sosok dan dua badan tetapi hanya satu jiwa, kau dan aku.”
“Hakikat Yang Maha Pengasih hadir secara eksklusif laksana sinar matahari yang menerangi bumi.”
– Jalaluddin Rumi
“Mati tanpa cinta adalah akhir hayat terburuk dari segala ajal.”
– Jalaluddin Rumi
“Tuhan sudah memasang tangga di hadapan kita, kita mesti mendakinya, setahap demi setahap.”
– Jalaluddin Rumi
“Air berkata terhadap yang kotor, “Kemarilah.” Maka yang kotor akan berkata, “Aku sungguh malu.” Air berkata, “Bagaimana malumu akan dapat dibersihkan tanpa saya?”
– Jalaluddin Rumi
“Ketakutanmu terhadap akhir hayat bekerjsama ialah ketakutanmu kepada dirimu sendiri.”
– Jalaluddin Rumi
“Cinta dan kelembutan yaitu sifat manusia, amarah dan gairah nafsu yakni sifat hewan.”
– Jalaluddin Rumi
“Cinta mengganti kekasaran menjadi kelembutan, mengubah orang tak berpendirian menjadi teguh berpendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta menjinjing perubahan-pergeseran bagi siang dan malam.”
– Jalaluddin Rumi
“Ketika engkau melambung ke angkasa ataupun terpuruk ke dalam jurang, ingatlah kepadaKu, kerana Akulah jalan itu.”
– Jalaluddin Rumi
“Dua sosok dua tubuh tetapi cuma satu jiwa, kau dan aku.”
– Jalaluddin Rumi
“Aku bagai benih di bawah tanah, Aku menanti tanda demam isu semi.”
– Jalaluddin Rumi
“Inilah cinta: untuk melayang ke langit tersembunyi, untuk menjatuhkan ratusan penghalang di setiap momen. Pertama kita membiarkan hidup pergi. Dan kemudian, kita mengambil langkah tanpa kaki.”
– Jalaluddin Rumi
“Pakailah kesyukuranmu seakan itu yakni jas pelindungmu. Niscaya syukur akan selalu memberi kepuasan di setiap faktor hidupmu.”
– Jalaluddin Rumi
“Jadikan hidupmu bersemangat. Carilah mereka yang mampu mengobarkan api semangatmu”
– Jalaluddin Rumi
“Hari kemarin telah berlalu dan ceritanya sudah diceritakan. Hari ini benih-benih gres tumbuh.”
– Jalaluddin Rumi
“Apa yang menyakitimu, memberkatimu. Kegelapan yaitu lilinmu.”
– Jalaluddin Rumi
“Apapun yang kau dengar dan katakan (wacana Cinta), Itu semua hanyalah kulit. Sebab, inti dari Cinta ialah sebuah diam-diam yang tak terungkapkan.”
– Jalaluddin Rumi
“Di manapun, jalan untuk mencapai kesucian hati yaitu melalui kerendahan hati.”
– Jalaluddin Rumi
“Telinga adalah mediator, mata adalah pencinta yang menyatu dengan sang kekasih; mata yakni karunia konkret, sedangkan pendengaran hanya memiliki kata-kata yang menjanjikannya.”
– Jalaluddin Rumi
“Alasan tak berdaya dalam lisan cinta.”
– Jalaluddin Rumi
“Dunia hanyalah mirip cermin yang memantulkan kesempurnaan Cinta Tuhan.”
– Jalaluddin Rumi
“Hanya hati yang dipenuhi dengan cinta yang mampu meraih langit tertinggi.”
– Jalaluddin Rumi
NOTE: Kutipan diambil dari beragam sumber.