Pendidikan Tinggi Perlu Kembangkan Kurikulum Di Kala Revolusi Industri 4.0 - Kingramli.Com
Ristekdikti |
Belmawa.ristekdikti.go.id - Revolusi Industri 4.0 mendorong kurikulum pendidikan tinggi biar sesuai dengan dinamika digital , internet of thing , Artificial Intelligence , bioteknologi , serta kemajuan pesat lainnya. Jika tidak diubahsuaikan , lulusan perguruan tinggi tinggi tidak akan sesuai untuk menjadi pemikir dan pekerja di kala ini.
Menghadapi hal tersebut , Direktorat Pembelajaran , Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) , Kementerian Riset , Teknologi , dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memamerkan pendampingan kenaikan mutu pembelajaran lewat Bimbingan Teknis Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi Berorientasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang ditangani di Hotel Pangeran , Padang (8/8).
Kegiatan Bimbingan Teknis Pengembangan Kurikulum Berorientasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dalam rangka Implementasi Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) pada Era Industri 4.0 ini disertai kurang lebih 500 dosen yang berada di daerah Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) X , yakni Sumatera Barat , Jambi , Riau , dan Kepulauan Riau.
Ristekdikti |
Menurut Kepala Sub Direktorat Pendidikan Akademik , Direktorat Pembelajaran , Sirin Wahyu Nugroho , dosen merupakan kreator Sumber Daya Manusia. “Oleh alasannya merupakan itu , dosen menjadi kunci untuk mengembangkan mutu pendidikan di Indonesia , salah satu caranya lewat acara pendampingan kurikulum sejenis ini ,” terangnya.
Acara diawali dengan pembukaan oleh Sekretaris LL Dikti Wilayah X , Yandri Anas. Menurut Yandri , Lembaga pendidikan tinggi yang berada di daerah LL Dikti X perlu mendapat pendampingan dan tutorial seperti ini , mengingat masih banyak perguruan tinggi tinggi yang belum terakreditasi dengan peringkat baik. Selain itu , untuk meraih target capaian kinerja tahun 2019 , lewat acara ini dibutuhkan sanggup mengembangkan mutu pembelajaran dan mahasiswa di pendidikan tinggi.
“Diharapkan lewat acara pendampingan seperti ini , dosen bisa memiliki wawasan untuk menyebarkan kurikulum di perguruan tinggi tingginya masing-masing , sehingga bisa berkompetisi dan mengikuti kondisi dengan kemajuan teknologi ,” terangnya.
Ristekdikti |
Selain pemaparan bahan , penerima juga diajak menggunakan media berbasis digital untuk menjawab pertanyaan seputar kurikulum , KKNI , dan SN Dikti lewat aplikasi Kahoot. Peserta juga diminta untuk menghasilkan RPS sederhana yang kemudian dievaluasi dan dikoreksi oleh Tim dari Belmawa.
Kegiatan ini didatangi oleh beberapa narasumber serta andal di bidang kurikulum dari perguruan tinggi tinggi , di antaranya Ludfi Djajanto , Syamsul Arifin , dan Hendrawan Soetanto. mereka berasumsi , sistem pembelajaran mesti dikembangkan menyaksikan dari mahasiswanya , bukan dari dosen itu sendiri.
Sumber : Belmawa.ristekdikti.go.id