-->

Pemerintah Targetkan Ptn Yang Dipimpin Rektor Abnormal Capai Ranking 100 Besar Dunia - Kingramli.Com

Ristekdikti

Ristekdikti.go.id - Jakarta – Dalam rangka memajukan ranking perguruan tinggi tingginya meraih 100 besar dunia , Menteri Riset , Teknologi , dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir akan memanggil rektor dari mancanegara untuk memimpin Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang paling siap untuk dinaikkan rankingnya. Menteri Nasir juga memutuskan budget untuk menggaji rektor mancanegara ini akan ditawarkan pribadi oleh Pemerintah , tanpa meminimalkan budget Perguruan Tinggi Negeri tersebut. Pemerintah menargetkan pada 2020 sudah ada perguruan tinggi tinggi yang dipimpin rektor terbaik dari mancanegara dan pada 2024 jumlahnya ditargetkan meningkat menjadi lima PTN.

“(Kita nanti tantang kandidat rektor luar negerinya) kau bisa tidak optimalkan ranking perguruan tinggi tinggi ini menjadi 200 besar dunia. Setelah itu tercapai , selanjutnya 150 besar dunia. Setelah ini 100 besar dunia. Harus menyerupai itu. Kita tidak dapat targetnya item per item. Bisa tidak meraih sasaran itu. Nanti (dia mesti meningkatkan) publikasinya , menghadirkan dosen absurd , menghadirkan mahasiswa absurd , bahkan mahasiswa Indonesia bisa kirim ke mancanegara ,” ungkap Menristekdikti.

Pemerintah menargetkan 2020 sudah ada satu perguruan tinggi tinggi di Indonesia yang dipimpin rektor terbaik luar negeri. Ditargetkan pada 2024 , ada lima perguruan tinggi tinggi Indonesia yang dipimpin oleh rektor luar negeri.


“Kita gres mappingkan , mana yang paling siap , mana yang belum dan mana perguruan tinggi tinggi yang kita targetkan (rektornya) dari asing. Kalau banyaknya , dua hingga lima (perguruan tinggi dengan rektor luar negeri) hingga 2024. Tahun 2020 mesti kita mulai ,” ungkap Menristekdikti.

Menteri Nasir mengakui di sekarang ini ada beberapa perbaikan peraturan yang diperlukan untuk sanggup memanggil rektor mancanegara untuk sanggup memimpin perguruan tinggi tinggi di Indonesia dan dosen mancanegara untuk sanggup mengajar , meneliti , dan berkolaborasi di Indonesia.

“Saya laporkan terhadap Bapak Presiden , ini ada regulasi yang perlu ditata ulang. Mulai dari Peraturan Pemerintahnya. Peraturan Menteri kan mengikuti Peraturan Pemerintah. Nanti jikalau Peraturan Pemerintahnya sudah diubah , Peraturan Menteri akan mengikuti dengan sendirinya ,” ungkap Menristekdikti.

Menristekdikti di sekarang ini memperkirakan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) sudah pantas dipimpin rektor terbaik dari luar negeri. PTNBH juga diperkirakan pantas berkolaborasi atau memanggil dosen mancanegara untuk mengajar dan meneliti , mengingat PTNBH mempunyai ranking tertinggi di antara perguruan tinggi tinggi lain di Indonensia , tetapi Menristekdikti masih menanti hasil kajian dari tim Kemenristekdikti , dimana memungkinkan Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN BLU) atau Perguruan Tinggi Negeri Satuan Kerja (PTN Satker) dipimpin oleh rektor mancanegara dan ditempati dosen luar negeri.

“Perguruan Tinggi Negeri yang paling tidak kini posisinya Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum , yang saya anggap paling mature , paling cukup umur , tetapi dimungkinkan juga di BLU , di Satker yang punya reputasi yang bagus , bisa ke sana juga ,” papar Menristekdikti.

Terkait siapa rektor mancanegara yang mau diseleksi , tim Kemenristekdikti di sekarang ini sedang membahas persyaratan apa yang diperlukan dari pemerintah mudah-mudahan Perguruan Tinggi Negeri yang dipimpin rektor tersebut bisa meraih 100 besar dunia.

“Saya sudah laporkan terhadap Bapak Presiden dalam hal ini mengenai untuk merekrut rektor absurd ini , yang punya reputasi. Kalau yang tidak mempunyai reputasi , jangan. Tidak mesti orang absurd itu baik , belum tentu. Nanti kita cari ,” ungkap Menteri Nasir.

Menristekdikti menyodorkan praktik rektor absurd memimpin perguruan tinggi tinggi negeri atau perguruan tinggi tinggi publik di sebuah negara lumrah dijalankan di mancanegara , khususnya di negara-negara Eropa , bahkan Singapura juga melakukan hal yang sama. Menteri Nasir mencontohkan Nanyang Technological University (NTU) yang gres diresmikan pada 1981 , tetapi di sekarang ini sudah masuk 50 besar dunia dalam waktu 38 tahun.

“Saya ambil teladan , negara yang paling bersahabat kita , Singapura. Singapura ada NTU , Nanyang Technological University. NTU itu bangun tahun 1981. Mereka di dalam pengembangan , saya pada di saat itu diskusi dengan menteri dari Singapura , apa sejarahnya sehingga berhasil. Ternyata mereka memanggil rektor dari Amerika dan dosen-dosen beberapa besar. Mereka dari bangun belum dimengerti , kini bisa masuk 50 besar dunia ,” papar Menteri Nasir.

Nasir juga menyodorkan dengan rektor mancanegara dan dosen mancanegara memajukan ranking perguruan tinggi tinggi Indonesia , rakyat Indonesia akan lebih bersahabat dengan pendidikan tinggi yang bermutu dunia. Menristekdikti mencontohkan banyaknya penduduk Indonesia yang mesti pergi ke mancanegara , tergolong NTU untuk mendapat pendidikan tinggi terbaik.


“Karena rektor absurd dan kolaborasinya yang ada di Singapura , (NTU) bisa menghadirkan mahasiswa dari Amerika , Eropa , bahkan Indonesia ke sana ,” ungkap Nasir.

Salah satu faktor yang sering dibahas di saat memanggil rektor mancanegara yakni honor rektor absurd tersebut yang diperkirakan akan memberatkan budget Perguruan Tinggi Negeri yang dipimpinnya.

“Saya mesti bicara dengan Menteri Keuangan juga , bagaimana jikalau rektor dari mancanegara , kita datangkan ke Indonesia. Berapa honor yang mesti ia terima? Berapa komparasi negara-negara lain? Bagaimana bisa dijalankan , tetapi tidak mengusik stabilitas keuangan di perguruan tinggi tinggi ,” ungkap Menristekdikti.

Dalam wawancara ini turut hadir Kepala Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik Nada Darmiyanti Sriwijaningrum dan eselon Kemenristekdikti.

Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Kemenristekdikti

sumber : ristekdikti.go.id

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel